Senin, 01 Oktober 2012

Kalender Jawa


Kalender Jawa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kalender Jawa adalah sebuah kalender yang istimewa karena merupakan perpaduan antara budaya Islam, budaya Hindu-BuddhaJawa dan bahkan juga sedikit budaya Barat. Dalam sistem kalender Jawa, siklus hari yang dipakai ada dua: siklus mingguan yang terdiri dari 7 hari seperti yang kita kenal sekarang, dan siklus pekan pancawara yang terdiri dari 5 hari pasaran. Pada tahun 1625Masehi, Sultan Agung yang berusaha keras menyebarkan agama Islam di pulau Jawa dalam kerangka negara Mataram mengeluarkan dekrit untuk mengubah penanggalan Saka. Sejak saat itu kalender Jawa versi Mataram menggunakan sistem kalender kamariah atau lunar, namun tidak menggunakan angka dari tahun Hijriyah (saat itu tahun 1035 H). Angka tahun Saka tetap dipakai dan diteruskan. Hal ini dilakukan demi asas kesinambungan. Sehingga tahun saat itu yang adalah tahun 1547 Saka, diteruskan menjadi tahun 1547 Jawa.
Dekrit Sultan Agung berlaku di seluruh wilayah kerajaan Mataram II: seluruh pulau Jawa dan Madura kecuali BantenBatavia danBanyuwangi (=Balambangan). Ketiga daerah terakhir ini tidak termasuk wilayah kekuasaan Sultan Agung. Pulau Bali dan Palembangyang mendapatkan pengaruh budaya Jawa, juga tidak ikut mengambil alih kalender karangan Sultan Agung ini.

Daftar isi

  [sembunyikan

[sunting]Daftar bulan Jawa Islam

Di bawah ini disajikan nama-nama bulan Jawa Islam. Sebagian nama bulan diambil dari Kalender Hijriyah, dengan nama-nama Arab, namun beberapa di antaranya menggunakan nama dalam bahasa Sanskerta seperti Pasa, Sela dan kemungkinan juga Sura. Sedangkan nama Apit dan Besar berasal dari bahasa Jawa dan bahasa Melayu. Nama-nama ini adalah nama bulan kamariah atau candra (lunar).
NoPenanggalan JawaLama Hari
1Sura30
2Sapar29
3Mulud30
4Bakda Mulud29
5Jumadilawal30
6Jumadilakir29
7Rejeb30
8Ruwah (Arwah, Saban)29
9Pasa (Puwasa, Siyam, Ramelan)30
10Sawal29
11Sela (Dulkangidah, Apit) *30
12Besar (Dulkahijjah)29
Total354

[sunting]Keterangan

  • Nama alternatif bulan Dulkangidah adalah Sela atau Apit. Nama-nama ini merupakan peninggalan nama-nama Jawa Kuna untuk nama musim ke-11 yang disebut sebagai Hapit Lemah. Sela berarti batu yang berhubungan dengan lemah yang artinya adalah “tanah”. Lihat juga di bawah ini.

[sunting]Daftar bulan Jawa matahari

Pada tahun 1855 Masehi, karena penanggalan kamariah dianggap tidak memadai sebagai patokan para petani yang bercocok tanam, maka bulan-bulan musim atau bulan-bulan surya yang disebut sebagai pranata mangsa, dikodifikasikan oleh Sunan Pakubuwana VII[1]atau penggunaannya ditetapkan secara resmi. Sebenarnya pranata mangsa ini adalah pembagian bulan yang asli Jawa dan sudah digunakan pada zaman pra-Islam. Lalu oleh beliau tanggalnya disesuaikan dengan penanggalan tarikh kalender Gregorian yang juga merupakan kalender surya. Tetapi lama setiap mangsa berbeda-beda.
NoPenanggalan JawaAwalAkhir
1Kasa23 Juni2 Agustus
2Karo3 Agustus25 Agustus
3Katiga (Katelu)26 Agustus18 September
4Kapat19 September13 Oktober
5Kalima14 Oktober9 November
6Kanem10 November22 Desember
7Kapitu23 Desember3 Februari
8Kawolu4 Februari1 Maret
9Kasanga2 Maret26 Maret
10Kadasa27 Maret19 April
11Dhesta*20 April12 Mei
12Sadha*13 Mei22 Juni

[sunting]Keterangan

  • Dalam bahasa Jawa Kuna mangsa kesebelas disebut hapit lemah sedangkan mangsa keduabelas disebut sebagai hapit kayu. Lalu nama dhesta diambil dari nama bulan ke-11 penanggalan Hindu dari bahasa Sanskerta jyes.t.ha dan nama sadha diambil dari kataâs.âd.ha yang merupakan bulan keduabelas.

[sunting]Siklus windu

Oleh orang Jawa tahun-tahun digabung menjadi semacam abad yang terdiri dari delapan satuan lebih kecil. Setiap satuan ini terdiri atas 8 tahun Jawa dan disebut windu. Di bawah disajikan nama-nama windu:
#NamaNama suroHari
1AlipSelasa Pon354
2EheSabtu Pahing355
3JimawalKamis Pahing354
4JeSenin Legi354
5DalJumat Kliwon355
6BeRabu Kliwon354
7WawuAhad Wage354
8JimakirKamis Pon355
Total2835
Jumlah 2835 hari genap dibagi 35 /selapan (hari pasaran)

[sunting]Pembagian pekan

Simbol siklus pasaran dalam kalender jawa
Orang Jawa pada masa pra Islam mengenal pekan yang lamanya tidak hanya tujuh hari saja, namun dari 2 sampai 10 hari. Pekan-pekan ini disebut dengan nama-nama dwiwara,triwaracaturwara, pañcawara (pancawara), sadwarasaptawaraastawara dan sangawara. Zaman sekarang hanya pekan yang terdiri atas lima hari dan tujuh hari saja yang dipakai, namun di pulau Bali dan di Tengger, pekan-pekan yang lain ini masih dipakai.
Pekan yang terdiri atas lima hari ini disebut sebagai pasar oleh orang Jawa dan terdiri dari hari-hari:
  1. Legi
  2. Paing
  3. Pon
  4. Wage
  5. Kliwon
Kemudian sebuah pekan yang terdiri atas tujuh hari ini, yaitu yang juga dikenal di budaya-budaya lainnya, memiliki sebuah siklus yang terdiri atas 30 pekan. Setiap pekan disebut satu wuku dan setelah 30 wuku maka muncul siklus baru lagi. Siklus ini yang secara total berjumlah 210 hari adalah semua kemungkinannya hari dari pekan yang terdiri atas 7, 6 dan 5 hari berpapasan.

[sunting]Referensi

  • Pigeaud, Th., 1938Javaans-Nederlands WoordenboekGroningen-Batavia: J.B. Wolters
  • Ricklefs, M.C., 1978Modern Javanese historical tradition: a study of an original Kartasura chronicle and related materials. London: School of Oriental and African Studies, University of London

[sunting]Lihat pula


[sunting]Referensi

  1. ^ Tanojo R. 1962. Primbon Djawa (Sabda Pandita Ratu). TB Pelajar. Surakarta. pp 36–45

[sunting]Pranala luar

  • Kelender Jawa Lengkap. Halaman web ini memberikan informasi lebih lengkap mengenai perabot penanggalan Jawa, antara lain: Kurup, Windu, Lambang Windu, Tahun, Lambang Tahun, Sasi, Mangsa, Wuku, Lintang, Padangon, Padewan, Dina, Lambang Dina, Paringkelan, Pasaran, Paarasan, Pancasuda, Kamarokam, Watak Sasi dan Watak Dina.
  • (Inggris) weton.m Fungsi MATLAB yang menghitungkan Weton, Dina, Wulan, Taun, Windu, Kurup dan Dina Mulyo dari tanggal berapa saja. Ada juga fungsi Perl untuk menghitung wetonan. Perangkat lunak sumber terbuka (open source).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar