Sabtu, 29 September 2012

ubi jalar dan manfaatnya


instan m
melitus
utama k
dengan
rendah.
degener
salah sa
data dar
di Indo
2000 m
glukosa
sehingg
juga m
hipergli
Dengan sem
maka Peny
(DM) sem
kematian di
pola perila
Kegemuk
ratif tersebu
Penyakit de
atunya ialah
ri Poliklinik
nesia pada
menjadi 4 jut
a yang terk
ga kadar ins
merupakan s
ikemia (kad
makin meni
akit-penyak
makin meni
i negara ma
aku, termas
kan atau ob
ut dibanding
egeneratif y
h diabetes m
k Diabetes
tahun 1994
ta jiwa. Dia
kandung dal
sulin rendah
sekelompok
dar glukosa
ingkatnya g
kit degenera
ngkat. Pen
aju dan ber
uk pola ma
besitas dapa
gkan orang y
yang preval
mellitus (DM
di seluruh I
4 sebesar 2,
abetes adala
lam darah.
h, aktivitas
k gangguan
darah tingg
gaya hidup m
atif seperti
nyakit-peny
rkembang.
akan yang t
at meningka
yang berat t
lensinya ce
M) atau bia
Indonesia m
,5 juta jiwa
ah penyakit
Hal ini di
metabolik
metabolik
gi). Menurut
UBI JALA
PI
BAGI P
Oleh : In
moderen di
kardiovask
yakit degen
Penyakit-pe
tidak seimb
atkan resiko
tubuhnya no
enderung m
sa disebut d
memperkira
a dan meng
kronik yan
isebabkan o
insulin yan
dengan su
t penelitian
AR SEBAGA
ILIHAN MA
PENDERIT
ndah Kusum
mana semu
kular, hiper
neratif mer
enyakit ters
bang serta a
o menderita
ormal.
meningkat da
diabetes. Be
akan jumlah
alami penin
ng timbul ka
oleh ganggu
ng rendah, a
uatu manife
yang dilaku
AI ALTER
AKANAN
TA DIABET
maningrum,
ua serba pra
rtensi, dan
rupakan pe
sebut sanga
aktivitas fis
a Penyakit-p
ari tahun k
erdasarkan
h penderita
ngkatan pad
arena terlalu
uan sekresi
atau keduan
estasi umum
ukan oleh W
RNATIF
TES
, STP
aktis dan
diabetes
enyebab
at terkait
sik yang
penyakit
e tahun,
Analisis
diabetes
da tahun
u banyak
i insulin
nya. DM
m, yaitu
Willett et
al., 2002 menunjukkan bahwa asupan karbohidrat dengan IG tinggi menghasilkan insulin
resisten yang lebih tinggi dibandingkan dengan asupan dengan IG rendah. Oleh karena itu,
penderita diabetes dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah
sehingga membantu mengontrol kadar gula darah dalam tubuhnya.
Indeks Glikemik dapat didefinisikan sebagai rasio antara luas kurva respon glukosa
makanan yang mengandung karbohidrat total setara 50 gram gula terhadap luas kurva respon
glukosa setelah makan 50 gram glukosa, pada hari yang berbeda dan pada orang yang sama.
Kedua tes tersebut dilakukan pada pagi hari setelah puasa 10 jam dan penentuan kadar gula
ditentukan selama dua jam.
Indeks glikemik (IG) pangan merupakan tingkatan pangan menurut efeknya
(immediate effect) terhadap kadar gula darah. Pangan yang apabila sehabis dikonsumsi
menaikkan gula darah dengan cepat, memiliki indeks glikemik tinggi, sebaliknya yang
menaikkan gula darah dengan lambat, memiliki indeks glikemik rendah. Konsep Indeks
glikemik ditujukan khususnya untuk bahan pangan berkarbohidrat.
Dengan mengetahui IG pangan, penderita DM dan obesitas secara mandiri dengan
mudah dapat memilih makanan yang dapat mengenyangkan namun tidak cepat menaikkan
kadar glukosa darah, selain itu penderita DM dapat memilih makanan yang tidak menaikkan
kadar gula darah secara drastis sehingga kadar gula darah dapat dikontrol pada tingkat yang
aman. Menurut Rimbawan dan Siagian (2004), Makanan yang memiliki IG rendah dapat
membantu orang untuk mengendalikan rasa lapar, selera makan dan kadar gula darah.
Berbagai faktor dapat Memilih makanan dengan IG rendah, secara tidak langsung berarti
mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam. Oleh karena itu, pengaturan diet dan
pemilihan makanan dengan konsep IG juga mendukung upaya penganekaragaman makanan.
Ubi jalar merupakan salah satu bahan pangan yang berpotensi sebagai pangan
fungsional hal ini dikarenakan ubi jalar mengandung energi paling tinggi (194 MJ/ha/hari)
jika dibandingkan dengan tanaman pangan lainnya. Keunggulan ubi jalar dibandingkan
tanaman yang lain ubi jalar merupakan sumber gizi yang baik (vitamin A, vitamin C, kalium,
besi dan fosfor), umur panen relatif pendek (3-4 bulan), dan produksi tinggi (10-30 ton/ha),
sehingga berpotensi dikembangkan untuk diversifikasi pangan. Selain itu, ubi jalar
merupakan sumber karbohidrat dengan IG rendah (Brand et al., 1985), sehingga banyak
digunakan sebagai alternatif diet bagi penderita obesitas dan DM. Keberadaan ubi jalar telah
dikenal baik oleh masyarakat Indonesia, bahkan di beberapa daerah ubi jalar sudah dijadikan
makanan pokok.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Astawan dan Widowati (2006)
menunjukkan bahwa ubi jalar klon BB00105.10 memberikan aktivitas hipoglikemik terbaik
dibandingkan tujuh varietas/klon ubi jalar lainnya (Sukuh, Jago, Sari, Ungu, Kidal,
BB00106.18 dan B0464). Hal ini dapat dilihat dari respon glikemik tersebut didukung oleh
pati resisten (3,8%) dan protein (5,47%) yang cukup tinggi, daya cerna pati rendah (51,4%),
serta kadar amilosa sedang (24,94%). Oleh karena itu, ubi jalar klon BB 00105.10 dapat
digunakan sebagai alternatif diet bagi penderita DM atau obesitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar