Allah
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Allāh (Arab: الله, Allaah) adalah kata dalam bahasa Arab yang merujuk pada namaTuhan. Perkataan tuhan dalam bahasa Arab adalah Ilah sebagaiman dalam dua kalimah sahadah Islam. Kata Allah ini lebih banyak dikenal sebagai sebutan tuhan oleh penganut agama Islam. Kata ini sendiri di kalangan para penutur bahasa Arab, adalah kata yang umum untuk menyebut tuhan["Tuhan" dalam bahasa Arab adalah Ilah], terlepas dari agama mereka, termasuk penganut Yahudi dan Kristen Arab. Konsekuensinya, kata ini digunakan dalam terjemahan kitab suci agama Kristen dan Yahudi yang berbahasa Arab, sebagaimana pula terjemahan Alkitab dalam bahasa Indonesia dan Turki.
Kata "Allah" disebutkan lebih dari 2679 kali dalam Al-Qur'an.[1] Sedangkan kata "Tuhan" dalam bahasa Arab adalah Ilah (إله) disebut ulang sebanyak 111 kali dalam bentuk mufrad, ilahaini dalam bentuk tatsniyah 2 kali dan aalihah dalam bentuk jama' disebut ulang sebanyak 34 kali.
Daftar isi[sembunyikan] |
[sunting]Etimologi
Beberapa teori mencoba menganalisa etimologi dari kata "Allah". Salah satunya mengatakan bahwa kata Allāh (الله) berasal dari gabungan dari kata al- (sang) dan ʾilāh (tuhan) sehingga berarti "Sang Tuhan". Namun teori ini menyalahi bahasa dan kaidah bahasa Arab. Bentuk ma'rifat (definitif) dari ilah adalah al-ilah, bukan Allah. Dengan demikian kata al-ilah dikenal dalam bahasa Arab. Penggunaan kata tersebut misalnya oleh Abul A'la al-Maududi dalam Mushthalahatul Arba'ah fil Qur'an (h. 13) dan Syaikh Abdul Qadir Syaibah Hamad dalam al-Adyan wal Furuq wal Dzahibul Mu'ashirah (h. 54).
Kedua penulis tersebut bukannya menggunakan kata Allah, melainkan al-ilah sebagai bentuk ma'rifat dari ilah. Dalam bahasa Arab pun dikenal kaidah, setiap isim (kata benda atau kata sifat) nakiroh (umum) yang mempunyai bentuk mutsanna (dua) dan jamak, maka isim ma'rifat kata itupun mempunyai bentuk mutsanna dan jamak. Hal ini tidak berlaku untuk kata Allah, kata ini tidak mempunyai bentuk ma'rifat mutsanna dan jamak. Sedangkan kata ilah mempunyai bentuk ma'rifat baik mutsanna (yaitu al-ilahani atau al-ilahaini) maupun jamak (yaitu al-alihah). Dengan demikian kata al-ilah dan Allah adalah dua kata yang berlainan.[2]
Teori lain mengatakan kata ini berasal dari kata bahasa Aram Alāhā.[3] Cendekiawan muslim kadang-kadang menerjemahkan Allah menjadi "God" dalam bahasa Inggris. Namun demikian, sebagian yang lain mengatakan bahwa Allah tidak untuk diterjemahkan, dengan berargumen bahwa kata tersebut khusus dan agung sehingga mesti dijaga, tidak memiliki bentuk jamak dan gender (berbeda dengan God yang memiliki bentuk jamak Gods dan bentuk feminin Goddess dalam bahasa inggris). Isu ini menjadi penting dalam upaya penerjemahanAl-Qur'an.
[sunting]Tipografi
Kata Allāh selalu ditulis tanpa alif untuk mengucapkan vowel ā. Ini disebabkan karena ejaan Arab masa lalu berawalan tanpa alif untuk mengeja ā. Akan tetapi, untuk diucapkan secara vokal, alif kecil selalu ditambahkan di atas tanda saddah untuk menegaskan prononsiasi tersebut.
[sunting]Allah dalam Islam
Rukun Islam (Sunni) | |
Rukun Iman (Sunni) | |
Allāh - Tawhīd
Malaikat - Keberadaan dan tugasnya Kitab Allāh - Shuhuf dan kitab Nabi dan Rasul - Syariat agama Hari Akhir - Hari Pembalasan Qada dan Qadar - Ketentuan dan takdir | |
Lainnya | |
|
Artikel ini adalah bagian dari seriIslam |
---|
Rasul |
Nabi Muhammad SAW . |
Kitab Suci |
Al-Qur'an . |
Rukun Islam |
1. Syahadat · 2. Salat · 3. Zakat 4. Puasa · 5. Haji |
Rukun Iman |
Iman kepada: 1. Allah 2. Malaikat · 3. Kitab Allah ·4. Rasul 5. Hari Akhir · 6. Qada & Qadar |
Tokoh Islam |
Muhammad SAW Nabi & Rasul · Sahabat Ahlul Bait |
Kota Suci |
Mekkah · & · Madinah |
Kota suci lainnya |
Yerusalem · Najaf · Karbala Kufah · Kazimain Mashhad ·Istanbul · Ghadir Khum |
Hari Raya |
Idul Fitri · & · Idul Adha |
Hari besar lainnya |
Isra dan Mi'raj · Maulid Nabi |
Arsitektur |
Masjid ·Menara ·Mihrab Ka'bah · Arsitektur Islam |
Jabatan Fungsional |
Khalifah ·Ulama ·Muadzin Imam·Mullah·Mufti |
Hukum Islam |
Al-Qur'an ·Hadist Sunnah · Fiqih · Fatwa Syariat · Ijtihad |
Manhaj |
Salafush Shalih |
Mazhab |
1. Sunni: Hanafi ·Hambali Maliki ·Syafi'i |
2. Lain-lain: Ibadi · Khawarij Murji'ah·Mu'taziliyah |
Lihat Pula |
Portal Islam |
Indeks mengenai Islam |
Dalam Islam, Allah adalah satu-satunya Tuhan (tanpa sekutu)[4], Sang Pencipta, Hakim dari seluruh makhluk, Maha Kuasa, Maha Penyayang, Maha Pemurah dan Tuhan dari Ibrahim,Ismail, Ishaq, Yakub, Musa, Dawud, Sulaiman, Isa dan Muhammad. Menurut F.E. Peters, " Al-Qur'an menyatakan 29:46, Muslim mempercayai dan sejarawan menyetujui, bahwa Muhammad dan pengikutnya menyembah Tuhan yang sama dengan yang disembah Yahudi. Allah-nya Al-Qur'an adalah Tuhan Sang Pencipta yang ada dalam kisah Ibrahim. Peters mengatakan bahwa Al-Qur'an menggambarkan Allah lebih berkuasa dan jauh dibandingkan dengan Yahweh, dan juga merupakan Tuhan universal, tidak seperti Yahweh yang lebih dekat dengan bangsa Israel.[5]
[sunting]Nama-nama Allah
Berdasarkan keterangan : Allaahu ismun li dzaatil wajibul wujuud artinya : Allah itu adalah sebuah nama kepada yang pasti ada keberadaannya (eksistensi). Jadi jelaslah Allah itu adalah sebuah nama kepada sesuatu yang wajib untuk dilayani dengan sebenar-benarnya, karena berdasarkan keterangan: Allaahu ismun li dzaati ma'budi bi haqq artinya : Allaah itu adalah sebuah nama kepada sesuatu yang wajib dilayani (ma'budi) dengan sebenar-benarnya pelayanan (ibadah).
Dalam tradisi Islam disebutkan ada 99 nama untuk Allah (Asmaaul Husna), diambil dari nama-nama yang digunakan Al-Qur'an untuk merujuk kepada Allah.[6] Di antara nama-nama tersebut adalah :
- Al Malikul Mulk (Raja diRaja, Maha Raja)
- Al Hayy (Maha Hidup)
- Al Muhyii (Maha Memberi Kehidupan)
[sunting]Sifat Sifat Allah
Sesungguhnya sifat-sifat Allah yang mulia tidak terbatas/terhingga. Di antaranya juga tercantum dalam Asma'ul Husna. Sebagian ulama merumuskan 20 Sifat Allah yang wajib dipahami dan diimani oleh umat Islam di antaranya:
1. Wujud (ada) dan mustahil Allah itu tidak ada (adam).
“ | Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. | ” |
—(Al A'raf 54)
|
2. Qidam (terdahulu) dan mustahil Allah itu huduts (baru).
“ | Dialah Yang Awal… | ” |
—(Al Hadid 3)
|
3. Baqo’ (kekal) dan mustahil Allah itu fana’ (binasa). Allah sebagai Tuhan Semesta Alam akan hidup terus menerus. Kekal abadi mengurus makhluk ciptaan-Nya. Jika Tuhan itu fana’ atau mati, bagaimana nasib ciptaan-Nya seperti manusia?
“ | Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup (Kekal) Yang tidak mati… | ” |
—(Al Furqan 58)
|
4. Mukhollafatuhu lil hawaadits (tidak serupa dengan makhluk-Nya) dan mustahil Allah itu sama dengan makhluk-Nya (mumaatsalaatuhu lil hawaadits).
“ | …Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia… | ” |
—(Asy Syu'ara' 11)
|
5. Qiyamuhu binafsihi (berdiri dengan sendirinya) dan mustahil Allah itu qiyamuhu bi ghairihi (berdiri-Nya dengan yang lain).
“ | …Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. | ” |
—(Al ‘Ankabut 6}
|
6. Wahdaaniyah (Esa atau Satu) dan mustahil Allah itu banyak (ta’addud) misalnya 2, 3, 4, dan seterusnya. Allah itu Maha Kuasa.
“ | Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan yang lain beserta-Nya. Kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu. | ” |
—(Al Mu’minun 91}
|
“ | Katakanlah, "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." | ” |
—(Al Ikhlas 1-4)
|
7. Qudrat (Kuasa) dan mustahil Allah itu ‘ajaz (lemah). Jikalau Allah itu lemah, tentu saja makhluk ciptaan-Nya dapat mengalahkan-Nya.
“ | Jika Dia kehendaki, niscaya Dia musnahkan kamu dan mendatangkan makhluk baru (untuk menggantikan kamu). Dan yang demikian tidak sulit bagi Allah. | ” |
—(Fathir 16-17)
|
8. Ilmu (Mengetahui) dan mustahil Allah itu jahal (bodoh). Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, karena Dialah yang menciptakan-Nya.
“ | …dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya… | ” |
—(Al An'am 59)
|
9. Hayat (Hidup) dan mustahil Allah itu maut (mati). Hidupnya Allah tidak seperti hidupnya manusia. Manusia dihidupkan oleh Allah yang kemudian akan mati, sedangkan Allah tidak akan mati. Ia akan hidup terus selama-lamanya.
“ | Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup (Kekal) Yang tidak mati… | ” |
—(Al Furqan 58)
|
10. Sama’ (mendengar) dan mustahil Allah bersifat shomam (tuli).
“ | …Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui | ” |
—(Al Baqarah 256)
|
11. Bashar (melihat) dan mustahil Allah bersifat ‘Amaa (buta).
“ | Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. | ” |
—(Al Hujurat 18)
|
[sunting]Frase yang mengandung kata Allah
Contoh kata-kata yang menggunakan kata Allah:
- Laa ilaaha illallaah (Tiada Tuhan selain Allah)
- Allahu Akbar (الله أكبر) (Allah Maha Besar)
- Bismillah (بسم الله ) (Dengan nama Allah)
- Insya Allah (إن شاء الله) (Jika Allah menghendaki)
- Masya Allah (ما شاء الله) (Kata yang biasanya diucapkan jika melihat sesuatu yang aneh (ganjil) kadang-kadang diganti dengan kata "Subhan Allah")
- Subhan Allah (سبحان الله) (Maha Suci Allah)
- Alhamdulillah (الحمد لله) (Segala Puji bagi Allah)
- Allahua`lam (الله أعلم) (Allah Maha Mengetahui)
- Jazaa kallaahu khairan (جزاك الله خيراً; ucapan pernyataan terima kasih yang sebenarnya berarti "Semoga Allah memberikan balasan yang baik kepadamu")
[sunting]Keberadaan Allah
Para Imam yang empat telah sepakat bahwa Rahmat Allah Subhanahu wa ta'alla berada di atas 'Arsy[7] dan tidak ada satu pun dari makhluk yang serupa dengan-Nya.[8]
[sunting]Allah dalam Kristen
Katekismus Singkat Westminster mendefinisikan Allah sebagai roh, yang tidak terbatas, kekal, dan tidak berubah, dalam pengetahuan-Nya, dalam kebijaksanaan-Nya, dalam kekuasaan-Nya, dalam kekudusan-Nya, dalam keadilan-Nya, dalam kebaikan-Nya, dan dalam kebenaran-Nya.
Dalam konsep terdapat 5 eksistensi mutlak Allah:
- Allah itu kekal, tidak berawal dan tidak berakhir (Keluaran 3:14, Ibrani 7:3, Wahyu 1:8, Wahyu 22:13)
- Allah itu esa (Ulangan 6:4, Yesaya 45:5,21, ;1 Timotius 1:17)
- Allah itu tidak berubah-ubah (Maleakhi 3:6, Yakobus 1:17)
- Allah itu tidak ada persamaannya (Mazmur 86:8, Yesaya 40:25, II Samuel 7:22)
- Allah itu mahakuasa, khalik (pencipta) langit dan bumi serta segala isinya yang kelihatan maupun tidak (Kejadian 1:1-31)
[sunting]Tiga Kodrat Allah Dalam Iman Kristiani
Menurut iman kristiani, Allah sebagai oknum/pribadi memiliki dalam diri-Nya 3 (tiga); kodrat kuasa-Nya atau kodrat Ketuhanan-Nya, yaitu:
- Mencipta: Kuasa Mencipta ini dalam Perjanjian baru disebut oleh Yesus dengan predikat BAPA (Matius 11:25, lukas 10:21)
- Berfirman: Kuasa berfirman (dan bertindak) ini dalam Perjanjian baru disebut oleh Yesus dengan predikat ANAK (Yohanes 1:14, Yohanes 1:18, Matius 16:16)
- Roh Allah: Roh Allah yang berkuasa memelihara, mengayomi, membimbing dan menolong ini dalam Perjanjian baru oleh Yesusdisebut dengan Roh Kudus (Yohanes 14:16-17, Yohanes 14:26, 15:26)
[sunting]Penggunaan kata Allah
Secara pengucapan juga ada perbedaan dengan Allah dalam tradisi Islam. Allah dalam agama Kristen diucapkan dengan 'alah', bukan 'allah' seperti umat Islam ucapkan, Allah dalam tradisi Islam diucapkan dengan logat bahasa Arab. Seringkali umat Islam di Indonesia mengucapkannya dengan susah dan salah, yakni dengan 'awlloh' (logat Jawa).
Pemerintah Malaysia pada tahun 2007 melarang penggunaan kata Allah di luar konteks Muslim, tetapi Pengadilan Tinggi pada tahun 2009 membatalkan keputusan itu dengan dasar inkonstitusional. Pemerintah Malaysia telah mengajukan banding atas keputusan pengadilan, dan Pengadilan Tinggi telah menunda pelaksaan hasil keputusan hingga banding diajukan.
[sunting]Referensi
- ^ Kata Allah dalam Alqur'an disebut ulang oleh Allah sebanyak 2679 kali semuanya dalam bentuk tunggal
- ^ (Indonesia)Ahmad Husnan. Meluruskan Pemikiran Pakar Muslim. Al Husna, Surakarta. Cetakan Pertama, Muharram 1425 H / Mei 2005 M. h. 25-27.
- ^ (Inggris)Encyclopaedia of Islam, Allah
- ^ 112:1
- ^ (Inggris)F.E. Peters, Islam, p.4, Princeton University Press, 2003.
- ^ (Inggris)Bentley, David (Sept. 1999). The 99 Beautiful Names for God for All the People of the Book. William Carey Library. ISBN 0-87808-299-9.
- ^ "(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas 'Arsy." (Thaha, 20:5)
- ^ "Pemahaman Tentang "Di manakah Allah ?"".
[sunting]Pranala luar
- (Indonesia) Mengapa harus bertahan dengan kata ”Allah”?
- (Indonesia) Mengkritisi kembali makna "Tuhan"
Tritunggal
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
[sembunyikan]
Bagian dari seri artikel tentang
| |||
---|---|---|---|
Yesus Kristus | |||
Kelahiran · Kematian · Kebangkitan · Natal · Jumat Agung · Paskah | |||
Dasar | |||
Gereja · Injil · Kerajaan · Rasul: Paulus · Petrus | |||
Alkitab | |||
Perjanjian Baru · Perjanjian Lama ·Kanon · Deuterokanonika | |||
Teologi | |||
Allah Bapa · Allah Putra · Allah Roh Kudus Trinitas · Keselamatan · Baptisan · Maria · | |||
Ajaran | |||
Sepuluh Perintah Allah · Hukum Kasih ·Amanat Agung · Kotbah di Bukit: Ucapan Berbahagia ·Doa Bapa Kami | |||
Sejarah Kekristenan | |||
Gereja mula-mula · Konsili · Pengakuan iman · Misi · Skisma Timur-Barat · Perang Salib · Reformasi · Kontra Reformasi | |||
Denominasi Kristen | |||
| |||
Topik terkait | |||
Khotbah · Doa · Ekumenisme · Gerakan · Seni · Musik · Liturgi · Kalender · Simbol ·Kritik |
Tritunggal atau Trinitas adalah doktrin Iman Kristen yang mengakui Satu Allah Yang Esa, namun hadir dalam Tiga Pribadi: Allah Bapa dan Putra dan Roh Kudus, di mana ketiganya adalah sama esensinya, sama kedudukannnya, sama kuasanya, dan sama kemuliaannya. Istilah Tritunggal (Inggris: trinity, Latin: trinitas) mengandung arti tiga Pribadi dalam satu kesatuan esensi Allah. Istilah "pribadi" dalam bahasa Yunani adalah hupostasis, diterjemahkan ke Latin sebagai persona (Inggris: Person).
Sejak awal abad ketiga[1] doktrin Tritunggal telah dinyatakan sebagai "Satu keberadaan (Yunani: ousia, Inggris: beeing) Allah di dalam tiga Pribadi dan satu substansi (natur), Bapa, Anak, dan Roh Kudus "
Kamus Oxford Gereja Kristen (The Oxford Dictionary of the Christian Church) menjelaskan Trinitas sebagai "dogma sentral dari teologi Kristen".[2] Doktrin ini diterima oleh mayoritas aliran-aliran Kristen, seperti: Katolik,Protestan, dan Orthodoks.
Alkitab, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, tidak secara eksplisit menuliskan istilah "Allah Tritunggal", tetapi keberadaan Bapa, Putra dan Roh Kudus tersirat dalam banyak ayat, baik secara terpisah maupun bersama-sama. Berdasarkan rumusan dalam perintah tentang pembaptisan di Matius 28:19: "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (TB-LAI). Doktrin Tritunggal mendapatkan bentuknya seperti sekarang, adalah berdasarkan Firman Tuhan dalam Injil. Ucapan Yesus: "Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku", dapat digunakan untuk menjelaskan istilah "pribadi", "sifat", "esensi", "subtansi", istilah-istilah yang belum pernah digunakan oleh para Rasul.
Karena kekurangpahaman dalam membaca Injil, beberapa orang atau kelompok menyangkal bahwa doktrin yang dinyatakan pada abad ke-4 tersebut didasarkan pada gagasan Kristen, dan bahwa doktrin itu merupakan sebuah penyimpangan dari ajaran Kristen mula-mula tentang Allah. Bahkan ada yang menyatakan bahwa doktrin tersebut meminjam konsep pra-Kristen tentang trinitas ilahi yang dipahami oleh Plato. Namun sebenarnya justru konsep trinitas ini muncul dari pembacaan lebih mendalam dari Alkitab itu sendiri.
Daftar isi[sembunyikan] |
[sunting]Etimologi
Kata Trinitas berasal dari bahasa Latin "trinus" dan "unitas" yang berarti "tiga serangkai atau tritunggal".[3] Kata benda abstrak ini terbentuk dari kata sifat trinus (tiga masing-masing, tiga kali lipat),[4] sebagai kata unitas yang merupakan kata benda abstrak yang dibentuk dariunus (satu).
Kata yang sesuai dalam bahasa Yunani adalah Τριάς, yang berarti "satu set dari tiga" atau "berjumlah tiga".[5]
Penggunaan tercatat pertama dari kata Yunani ini dalam teologi Kristen (meskipun bukan tentang Trinitas Ilahi) adalah oleh Teofilus dari Antiokhia pada sekitar 170.[6][7][8]
Tertulianus, seorang teolog Latin yang menulis pada awal abad ke-3, yang dianggap menggunakan kata-kata "Trinitas",[9] "persona" dan "substansi"[10] menjelaskan bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah "satu dalam esensi - bukan satu dalam Persona"[11]
Sekitar satu abad kemudian, pada tahun 325, Konsili Nicea menetapkan doktrin Trinitas sebagai ortodoksi dan mengadopsi Pengakuan Iman Nicea, yang menggambarkan Kristus sebagai "Allah dari allah, Terang dari terang, maha Allah dari maha Allah, diperanakkan, bukan dibuat, satu substansi (homoousios) dengan Bapa".
[sunting]Sejarah
Pertemuan Nicea adalah pertemuan yang sangat diragukan karena ketidak konsistenan data. Penguasa Roma Konstantin memanggil semua uskup ke Nicea, jumlahnya sekitar 1800 uskup. Dari jumlah ini sekitar 1000 orang dari timur dan 800 orang dari barat. Namun, jumlah yang hadir lebih sedikit dan tidak diketahui pasti berapa. Eusebius dari Kaisaria menghitung 250, Athanasius dari Alexandriamenghitung 318, dan Eustatius dari Antiokia mencatat 270 orang. Mereka bertiga hadir pada konsili ini. Belakangan Socrates Scholasticus mencatat lebih dari 300 orang dan Evagrius, Hilarius, Hieronimus dan Rufinus mencatat 318 orang.
Konstantin bukan seorang Kristen. Menurut dugaan, ia belakangan ditobatkan, tetapi baru dibaptis pada waktu sedang terbaring sekarat.
Mengenai dirinya, Henry Chadwick mengatakan dalam The Early Church: “Konstantin, seperti bapanya, menyembah Matahari Yang Tidak Tertaklukkan;... pertobatannya hendaknya tidak ditafsirkan sebagai pengalaman kerelaan yang datang dari batin... Ini adalah masalah militer. Pengertiannya mengenai doktrin Kristen tidak pernah jelas sekali, tetapi ia yakin bahwa kemenangan dalam pertempuran bergantung pada karunia dari Allah orang-orang Kristen.”
Peranan apa yang dimainkan oleh kaisar yang tidak dibaptis ini di Konsili Nicea? Encyclopaedia Britannica menceritakan:
- “Konstantin sendiri menjadi ketua, dengan aktif memimpin pertemuan dan secara pribadi mengusulkan... rumusan penting yang menyatakan hubungan Kristus dengan Allah dalam kredo yang dikeluarkan oleh konsili tersebut, ‘dari satu zat dengan Bapa’... Karena sangat segan terhadap kaisar, para uskup, kecuali dua orang saja, menandatangani kredo itu, kebanyakan dari mereka dengan sangat berat hati.”
Karena itu, peran Konstantin penting sekali. Setelah dua bulan debat agama yang sengit, politikus kafir ini campur tangan dan mengambil keputusan demi keuntungan mereka yang mengatakan bahwa Yesus adalah Allah. Tetapi mengapa? Pasti bukan karena keyakinan apapun dari Alkitab. “Konstantin pada dasarnya tidak mengerti apa-apa tentang pertanyaan pertanyaan yang diajukan dalam teologi Yunani,” kata A Short History of Christian Doctrine. Yang ia tahu adalah bahwa perpecahan agama merupakan ancaman bagi kekaisarannya, dan ia ingin memperkuat wilayah kekuasaannya.
[sunting]Perkembangan selanjutnya
Setelah Konsili Nicea, perdebatan mengenai pokok ini terus berlangsung selama puluhan tahun. Mereka yang percaya bahwa Yesus tidak setara dengan Allah bahkan mendapat angin lagi untuk beberapa waktu. Namun belakangan, Kaisar Theodosius mengambil keputusan menentang mereka. Ia meneguhkan kredo dari Konsili Nicea sebagai standar untuk daerahnya dan mengadakan Konsili Konstantinopel pada tahun 381 M. untuk menjelaskan rumus tersebut.
Konsili tersebut menyetujui untuk menaruh roh kudus pada tingkat yang sama dengan Allah dan Kristus. Untuk pertama kali, Tritunggal Susunan Kristen mulai terbentuk dengan jelas.
Tetapi, bahkan setelah Konsili Konstantinopel, Tritunggal tidak menjadi kredo yang diterima secara luas. Banyak orang menentangnya dan karena itu mengalami penindasan yang kejam.
Baru pada abad-abad belakangan Tritunggal dirumuskan dalam kredo-kredo yang tetap. The Encyclopedia Americana mengatakan : “Perkembangan penuh dari ajaran Tritunggal terjadi di Barat, pada pengajaran dari Abad Pertengahan, ketika suatu penjelasan dari segi filsafat dan psikologi disetujui.”
[sunting]Kredo Athanasia
Tritunggal didefinisikan lebih lengkap dalam Kredo Athanasia. Athanasius adalah seorang pendeta yang mendukung Konstantin di Nicea. Kredo yang memakai namanya berbunyi: “Kami menyembah satu Allah dalam Tritunggal... sang Bapa adalah Allah, sang Anak adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah; namun mereka bukan tiga allah, tetapi satu Allah.”
Tetapi, para sarjana yang mengetahui benar masalahnya setuju bahwa Athanasius tidak menyusun kredo ini. The New Encyclopedia Britannica mengomentari: “Kredo itu baru dikenal oleh Gereja Timur pada abad ke-12. Sejak abad ke-17, para sarjana pada umumnya setuju bahwa Kredo Athanasia tidak ditulis oleh Athanasius (meninggal tahun 373) tetapi mungkin disusun di Perancis Selatan pada abad ke-5... Pengaruh kredo itu tampaknya terutama ada di Perancis Selatan dan Spanyol pada abad ke-6 dan ke-7. Ini digunakan dalam liturgi gereja di Jerman pada abad ke-9 dan kira-kira tidak lama setelah itu di Roma.”
[sunting]Pengertian Pribadi dalam Tritunggal
Allah di dalam Alkitab menyatakan Diri kepada manusia yang diciptakanNya sebagai Bapa, Firman (Anak), dan Roh Kudus. Umat Krisitiani mengenal Allah sedemikian rupa dan membentuk istilah Allah Tritunggal: Allah (Bapa), Allah (Anak), dan Allah (Roh Kudus) merupakan inti ajaran Kristen. Ketiga Pribadi adalah sama, sama kuasanya, dan sama kemuliaannya. Ketiganya satu dalam esensi dan memiliki sifat (Ing:attribute) yang sama. Ke-mahakuasa-an,ke-tidak-berubah-an, ke-mahasuci-an, ke-tidak-tergantung-an, dimiliki oleh masing-masing Pribadi Allah.
Masing-masing Pribadi adalah Allah, namun ketiga Pribadi tidak identik ketika kita memanggilNya di dalam doa atau ketika Allah mewujudkan karyaNya bagi penciptaan dan pemeliharaan manusia dan alam semesta, maka Allah Bapa bukan Allah Anak; Allah Anak bukan Allah Roh Kudus; dan Allah Roh Kudus bukan Allah Bapa. Ketiganya dapat dibedakan, tetapi di dalam esensi tidak terpisahkan.
Yohanes Calvin menjelaskan bahwa ketiga Pribadi tersebut tidak dapat dipisahkan menjadi tiga sosok yang terpisah.[12] Ketiga gelar tersebut digunakan untuk menunjukkan bahwa ada kekhasan dalam cara Allah turun ke dunia ini.[12] Allah yang turun ke dunia, mati dan menderita bukanlah Allah Bapa, melainkan Allah Anak.[12]
Jika ketiga pribadi adalah satu mengapa satu sama lain berkomunikasi seolah-olah berbeda eksistensi satu sama lain? Ketiganya saling berkomunikasi untuk mengungkapkan eksistensi-Nya yg hakiki dalam Tritunggal; Ia ingin menunjukkan Diri-Nya. Yesus berbicara mendukung kemuliaan Allah Bapa, Yesus menjadi saksi Allah Bapa. Bapa berbicara mendukung kemuliaan Yesus Kristus, Bapa menjadi saksi Yesus Kristus. Roh Kudus hadir mendukung kemuliaan Allah Bapa dan Yesus Kristus, Roh Kudus menjadi saksiKemuliaan Allah Bapa dan Putra.
- dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."[13] (Bapa dan Roh Kudus bersaksi)
- "Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dia-lah yang melakukan pekerjaan-Nya.”[14] (Yesus bersaksi)
Ketiga-Nya saling memberikan kesaksian untuk mengesahkan satu sama lain
- "Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar."[15]
- "Dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah."[16]
- "Ini adalah untuk ketiga kalinya aku datang kepada kamu: Baru dengan keterangan dua atau tiga orang saksi suatu perkara sah"[17]
[sunting]Allah Bapa
Allah sebagai Bapa yang memelihara, yang memberikan kasih seorang Bapa Sejati yang sangat mesra, begitu penyayang dan begitu tertib penuh ketegasan (disiplin). Bapa Sorgawi tidak pernah sama dengan para bapa (bapak-bapak atau para ayah) dunia ini dalam hal kasih dan karakter yang tidak dapat terbandingi dengan kasih dan karakter Bapa Sorgawi. Allah sebagai Bapa Sorgawi merupakan Bapa yang sempurna dari segala bapa (bapak-bapak atau para ayah) dunia ini yang adalah gambaran dan rupa (duplikat dan bayangan) dari Sang Bapa Sorgawi yang murni.
Bapa (Kepribadian Bapa) tidaklah lebih tinggi daripada Anak ataupun juga dengan Roh Kudus.
[sunting]Allah Anak
Allah sebagai teladan dengan Ia merendahkan diri-Nya dalam rupa manusia dan mengenakan nama Yesus yang adalah Kristus (Allah yang datang sebagai manusia), taat pada semua hukum yang telah Ia tetapkan, mati di kayu salib, dikuburkan, lalu bangkit pada hari yang ketiga, dan naik ke surga dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan mati. Ia adalah teladan iman sejati dan sumber kehidupan bagi orang Kristen. Allah telah menunjukkan kasih-Nya yang terbesar dengan menjadi Anak yang mati di kayu salib. Ini adalah berita Injil yang adalah kekuatan Allah. Alkitab menyatakan bahwa Anak merupakan yang Anak sulung Allah dari semua anak-anak Allah dimaksudkan bahwa Anak pun merupakan "Sahabat Sejati" yang rela mengorbankan Nyawa-Nya dan tidak menyayangkannya sama sekali untuk manusia dapat diterima sebagai anak-anak Allah.
Anak (Kepribadian Anak) tidak pernah lebih rendah daripada Bapa.
[sunting]Allah Roh Kudus
Allah sebagai Pembimbing, Pendamping, Penolong, Penyerta, dan Penghibur yang tidak terlihat, namun berada dalam hati setiapmanusia yang mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan hidup di dalam-Nya.
Roh Kudus bukanlah tenaga aktif. Roh Kudus bukanlah kebijaksanaan (pikiran) tertinggi dari seluruh alam jagad kosmik. Roh Kudus bukanlah manusia tokoh pendiri suatu agama baru. Roh Kudus tidak pernah berbau hal yang mistik. Memang benar bahwa Allah itu maha kuasa, tetapi Roh Kudus itu bukan sekedar kuasa atau kekuatan, tetapi Roh Kudus adalah Allah, sebab Allah itu Roh. Dengan demikian Roh Kudus adalah Pribadi Allah itu sendiri dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Allah. Kepribadian Roh Kudus tidak pernah lebih rendah daripada Bapa maupun Anak.
[sunting]Dasar-dasar Alkitabiah Tritunggal
- Pada saat penciptaan dalam Kitab Kejadian Allah berkata: "Marilah Kita ...", kata Kita merupakan subjek jamak.
- Saat Yesus dibaptis di sungai Yordan, Ia menunjukkan kepribadian-Nya pada saat yang sama dan bermunculan bersama-sama dengan Roh Kudus (dalam manifestasi burung merpati) turun ke atas Anak, dan Bapa berfirman dengan lantang penuh kasih.
- Saat penciptaan, dimana Bapa mencipta, Anak berfirman, dan Roh Kudus yang memulihkan (melayang-layang) sempurna.
- Saat Pencurahan Pentakosta, dimana Bapa mengutus, Anak yang memberikan Roh Kudus, dan Roh Kudus tercurah pada murid-murid Yesus yang ada di atas loteng.
- Saat Yesus berada di atas gunung, setelah Ia meneladani manusia dengan berdoa, Ia menunjukkan kemuliaan-Nya dan menampakkan kepribadian-Nya dengan wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang, kemudian Roh Kudus turun, dan awan yang terang menaungi 3 orang murid Yesus. Bapa dari dalam awan itu memperdengarkan suara-Nya dan berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."
[sunting]Antitritunggal
Tidak ada pemeluk Kristen yang menolak doktrin Tritunggal, tetapi sebagian menganggap suatu hal yang tidak begitu penting untuk mendiskusikannya. Seseorang atau satu komunitas yang berasal dari agama lain berada pada posisi menyebut diri mereka sebagai "Antitritunggal", namun bervariasi sesual alasan mereka menolak Tritunggal dan sesuai bagaimana mereka mendeskripsikan Tuhan.
[sunting]Lihat pula
[sunting]Referensi dan pranala luar
- ^ Tertullian, Against Praxeas, chapter II
- ^ The Oxford Dictionary of the Christian Church (Oxford University Press, 2005 ISBN 978-0-19-280290-3), article Trinity, doctrine of the
- ^ Lewis and Short: trinitas
- ^ Lewis and Short: trinus
- ^ Liddell & Scott, A Greek-English Lexicon. entry for Τριάς, retrieved December 19, 2006
- ^ Theophilus of Antioch, To Autolycus, II.XV (retrieved on December 19, 2006).
- ^ W.Fulton in the "Encyclopedia of Religion and Ethics"
- ^ Theandros, an online Journal of Orthodox Christian Theology and Philosophy, vol. 3, Fall 2005. http://www.theandros.com/htrinity.html"In like manner also the three days which were before the luminaries, are types of the Trinity Τριάδος, of God, and His Word, and His wisdom. And the fourth is the type of man, who needs light, that so there may be God, the Word, wisdom, man."
- ^ Against Praxeas, chapter 3
- ^ Against Praxeas, bab 2 and in other chapters
- ^ History of the Doctrine of the Trinity.
- ^ a b c (Indonesia)Yohanes Calvin. 1980. Institutio. Jakarta:PT BPK Gunung Mulia.
- ^ Lukas 3:22
- ^ Yohanes 14:10
- ^ Yohanes 5:31
- ^ Yohanes 8:17
- ^ 2 Korintus 13:1
[sunting]Umum
- Doctrine of the Trinity Overview of history, doctrinal statements and critics of the doctrine of the Trinity.
- Pengantar Bahasa Ibrani oleh DR.D.L Baker, DR.S.M.Siahaan,Dr.A.A.Sitompul (ISBN 978-979-415-328-4)
- Kamus Singkat Ibrani - Indonesia oleh D.L.Baker dan A.A.Sitompul (ISBN 978-979-415-978-1)
[sunting]Tritunggal
- The Trinity — Historic Christian Essays by Jonathan Edwards, John Owen, Athanasius, Augustine and more. Extensive resource arguing for the doctrine's biblical nature from a conservative Calvinist POV.
- [1] Andrei Rublev's icon of the Trinity, with discussion of the history of the Trinity in iconography.
- Jesus Christ our Creator: A Biblical Defence of the Trinity
- Catechism of the Catholic Church, chapter on the Creed.
- The Trinity, the Definition of Chalcedon, and Oneness Theology (defending the Trinity against Modalism)
- Jesus: God's Wisdom
- The Divine Claims of Jesus
- What does the Bible say about the Trinity?
- Comprehending God — Part 1 mp3 sermon/study from Hope Video Ministries
- Comprehending God — Part 2 mp3 sermon/study from Hope Video Ministries
- Amazing Facts Questions Answers about trinity
- One God in three Persons
[sunting]Anti-Tritunggal
- "The Oneness of God" by David K. Bernard (Series in Pentecostal Theology, Volume 1)
- Christology Series of articles and essays on a Christadelphian discussion forum.
- Should you believe in the Trinity? — pandangan Saksi Yehovah.
- Comparing scripture with the Trinity doctrine — Includes a forum.
- "Trinity" in the Forerunner Commentary — Scriptural evidence against the Trinity belief.
- Is the Trinity a biblical doctrine? from Iglesia ni Cristo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar